Kisah Lucu Asal Usul Bahasa Gaul

Kisah Lucu Asal Usul Bahasa Gaul terjadi di negara indonesia beberapa tahun yang lalu sebelum era reformasi dan rakyat belum mengenal kata KORUPSI. Cerita ini adalah cikal bakal munculnya bermacam macam bahasa gaul dan bahasa alay lainnya di Indonesia. Sebelum tahun 2000 di negara ini belum ada kata kata gaul seperti sekarang ini, misalnya “Cape’ Dech”, “ EGP(Emang Gue Pikirin)” dan kalimat tidak lazim lainnya yang tidak ada dalam kamus besar bahasa indonesia.
  
Diceritakan pada waktu itu ada seorang Ahli Tata Bahasa Indonesia yang sangat luar biasa, saking luar biasanya bahkan dalam kehidupan sehari hari dia selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika berbicara. Demikian halnya dalam kehidupan rumahtangganya baik isteri, orang tua bahkan sampai pembantunya sekalipun kalau bicara harus menggunakan tata bahasa indonesia yang baik dan benar. 
Pada suatu hari datanglah seorang pembantu baru dari desa yang bernama Inem, untuk menggantikan pembantu lamanya yang pensiun karena sudah tua. Sebagai seorang pembantu baru Inem diajari banyak hal oleh majikannya, terutama ketika hendak berbicara dan bertutur kata. Dipanggilah Si Inem oleh tuannya yang saat itu sedang santai diruang keluarga sambil membaca koran.

Tuan : “Inem,..Jika kamu ingin berbicara, pertimbangkanlah dulu baik-baik ucapanmu dengan akal dan pikiran masak masak agar kamu bisa mengungkapkannya dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Kamu tahukan? Saya ini adalah seorang ahli bahasa di negara ini,..?” 
Inem : “Baik tuan,... saya tahu dan saya akan terus berusaha menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar,..!”

Pada suatu hari sang ahli bahasa sedang duduk santai sambil membaca koran di depan tungku ruang perapian. Tiba-tiba ada sepercik api yang melayang dan mengenai piyama yang dikenakannya yang terbuat dari sutera. Inem yang saat itu sedang membersihkan almari melihat api tersebut mulai membakar pakaian tuannya tapi sepertinya majikannya tidak mengetahuinya. Kemudian Inem datang menghampiri tuannya,..

Inem : “Tuan,..saya ingin mengatakan sesuatu, ijinkanlah saya mengutarakannya” 
Tuan : “Jika yang akan kamu unggkapkan adalah sebuah kebenaran, maka katakanlah!” 
Inem : “Menurut saya benar tuan,..” 
Tuan : “Apakah kamu sudah memikirkannya masak-masak,..?” 
Inem : “Sudah Tuan,..!” 
Tuan : “Kalau sudah kau pikirkan baik baik, katakanlah,..!” 

Majikannya masih serius membaca koran dan tidak menyadari apa yang sedang terjadi,..

Kisah Lucu Asal Usul Bahasa Gaul

Inem : “Saya melihat sesuatu yang berwarna merah tuan,..” 
Tuan : “Apakah itu?" 
Inem : “Percikan api yang mengenai celana yang sedang tuan gunakan”

Si ahli bahasa meletakkan korannya kemudian melihat ke bagian celana yang mulai robek dan berlubang disertai kobaran api. Dengan melotot dan berdiri dia membentak inem dengan keras,...

Tuan : “Pembantu Bego loe,..!!!! kenapa baru sekarang loe kasih tahu!!!" 
Inem : “Maaf tuan sebelum saya mengatakannya, saya memikirkan ucapan saya terbelih dahulu masak masak , kemudian saya susun kalimatnya baru saya sampaikan maksud dan tujuan ucapan saya kepada tuan seperti yang tuan ajarkan selama ini,..!”

Sejak saat itu sang Ahli Tata Bahasa bersumpah tidak menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar lagi untuk selamanya. Kemudian dia membuat bahasa baru seperti yang biasa anda baca dan dengar selama ini di media jejaring sosial, sms, film-film dan lain sebagainya.  Nah begitulah Kisah Lucu Asal usul Bahasa Gaul yang mungkin biasa anda gunakan selama ini, he..he,..

Kisah ini hanyalah fiktif belaka dan belum tentu benar kejadiannya karena disusun sedikit agak ngawur semata mata agar anda terhibur,.. Jika anda punya pendapat lain silahkan anda utarakan di kolom komentar tapi harus menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar ya,..! Ciyus,..nih,..! Satu lagi kisah lucu menarik yang perlu anda baca yaitu Humor Lucu Anak Sekolah Dan Guru selamat menikmati sajian humor dari kami.



Cerita Lucu Baru Terpaksa Menjual Kambing

Cerita Lucu Baru Terpaksa Menjual Kambing terjadi disebuah dusun yang jauh dari keramaian kota. Dalam kisah ini Baru adalah nama tokoh yang akan diceritakan dalam cerita lucu berikut ini. Nama lengkap Si Baru adalah Barudin, seorang anak yang dibesarkan oleh ibunya sejak kecil. Ayahnya meninggal karena dibunuh sama isterinya yaitu ibu si Baru seperti yang dikisahkan dalam  cerita Heboh Sidang Isteri Mutilasi Suami. Kalau penasaran baca aja dulu kisahnya pada cerita sebelumnya.
Diceritakan pada saat kejadian ibunya baru sedang mengandung si Baru 3 bulan lalu lahirlah sibaru dalam tahanan. karena berkelakuan baik saat berada dalam penjara, wanita tengah baya itupun bebas dari hukuman setelah 5 tahun mendekam dalam jeruji besi. Bersama Barudin alias baru anaknya mereka pindah kesebuah dusun terpencil dan memulai kehidupan baru bersama anaknya. Dengan modal uang 300ribu rupiah yang didapat dari seorang dermawan dalam penjara dibelikannya seekor anak kambing jantan. Saat Masih berumur 5 tahun Si Baru sudah dekat dengan si kambing yang diberi nama SiPon. 

Masa kecil Baru dihabiskan bersama SiPon kambing kesayangannya, kemana mereka pergi selalu bersama sama, sementara sang ibu bekerja sebagai buruh cuci para tetangganya. 8 tahun berlalu, SiPon telah menjadi kambing jantan bertubuh gemuk, demikian halnya dengan Barudin tumbuh menjadi seorang anak yang penyayang dengan sesamanya termasuk dengan ibunya. Si Baru adalahanak yang rajin, saat ibunya pergi mencuci pakaian tetangganya, baru mencarikan kayu bakar untuk bahan bakar masak ibunya kalau pulang nanti. 

Suatu hari Sang Ibu jatuh sakit, dan sudah 3 hari ini dia tidak bisa bekerja karena terbaring lemas dalam kamarnya. Dengan modal JAMKESMAS yang mereka miliki si Baru mengantar ibunya ke Puskesmas. Sesampainya disana pihak PUSKESMAS meminta beberapa persyaratan Administrasi kepada si BARU jika akan menggunakan JAMKESMAS, karena si ibu harus segera dirujuk ke rumah sakit. Si Baru bocah 13 tahun yang tidak pernah duduk dibangku sekolah bingung dan tidak tahu bagaimana mengurus administrasi untuk jamkesmas ("biar gratis,... ngurusnya susah!!!") Di bantu pak RT Sukowi (nama Ketua RT setempat) akhirnya semua urusan administrasi selesai dan sang ibu dirawat dirumah sakit. 

Belum begitu sembuh karena jatah JAMKESMAS cuman 3 hari akhirnya Si BAru mengajak ibunya pulang kerumah. Dokter menemui mereka dan memberikan resep obat yang ternyata harus ditebus di APOTEK karena pihak RS tidak menyediakan. (Gratis nginepnya obatnya beli cuy,..!). Sesampainya dirumah Si Baru membawa sisa tabungan uang mereka yang cuman tinggal 10ribu perak ke Apotek untuk nebus obat. 

Ibu : "Bagaimana baru,..? dapat obatnya,...uhuk,..uhuk,.." tanya sang ibu sambil batuk batuk. 
Si Baru : "Enggak bu,...! uangnya nggak cukup bu,..!" (dengan wajah muram) 
Ibu : "Emang berapa harga obatnya,..?" 
Si Baru : "Enam Ratus Ribu,..bu!" 
Ibu : "Ya sudah gak papa,..nggak usah diobatin nanti juga ibu sembuh sendiri,..uangnya buat beli beras aja ya,.." 
Si Baru : "Kita masih ngutang 70 Ribu diwarung sebelah buat bekal kita kerumah sakit bu,..ditambah hutang sama Pak RT Sukowi 90ribu buat ongkos mobil bawa ibu ke rumah sakit kemarin" (sambil meneteskan airmatanya)

Sang ibu hanya diam tak berkata,...lalu,...
Si Baru : "Bu,...gimana kalau SiPon Kita jual aja bu,...?" 
Ibu : "Jangan nak,...dia itu untuk masa depan kamu,..cuman SiPon yang kita miliki sekarang, kalau dijual bagaimana kamu nanti,..?" 
Si Baru : "Yang penting ibu sembuh dulu dan kita bisa bayar semua hutang kita diwarung sama Pak RT, kalau ibu sudah sembuh dan bisa kerja lagi,..kita beli kambing lainnya bu,.."
Ibu : "Ya sudah kalau memang begitu mau bagaimana lagi,..besok kamu bawa Si Pon Kambing kita kepasar ya,.." 
Si BAru : "Baik bu,.." 
Ibu : "tapi ingat baik baik,..Sekarang SiPon kalau dijual harganya sudah JUTAAN, kalau ditawar ratusan ribu kamu jangan mau ya,.." 
Si BAru : "Iya bu Baru ngerti kok,.."

Keesokan harinya dengan sangat terpaksa Si BAru membawa SiPon kambing kesayangannya ke pasar dengan sepeda bututnya.

Cerita Lucu Baru Terpaksa Menjual Kambing

Sepulang dari pasar Si BAru langsung menemui ibunya dengan wajah senang berseri seri karena berhasil menjual kambingnya.
Ibu : "Sudah kamu jual kambingnya,..?"
Si Baru : "Sudah bu,..tadi di pasar SiPon cuman ditawar 500ribu! ya tidak Baru kasih bu,.." 
Ibu : "Bagus nak,..kamu memang pintar,..terus kamu bilang apa?" 
Si BAru : "Baru bilang,.... maaf pak kata ibu saya kambing saya ini sekarang harganya sudah JUTAAN jadi kalau ditawar ratusan ribu tidak boleh,..pak!" 
Ibu : "Betul itu,..terus,..terus,..kambingnya kamu jual berapa??" 
Si Baru : "Akhirnya Si Pon laku Jutaan bu,...!" 
Ibu : "Hebat kamu,...memang laku berapa juta nak?" 
Si Baru : "SETENGAH JUTA bu,...ini duitnya,.."

Tiba tiba sang ibu mendadak pingsan,...GRUBAKZ,..!

Nah begitulah Cerita Lucu Baru Terpaksa Menjual Kambing yang cuman fiktif belaka, tempatnya gak beneran ada,...tapi kejadiannya benar benar terjadi kecuali saat jual kambingnya,..! he..he,.. Semoga dari cerita ini ada hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil. Ada hikmah dari setiap kejadian yang kita alami da ada hikmah dari semua cerita yang kita baca. Mohon maaf jika ada Pihak pihak terkait yang sedikit tersinggung namun itulah kenyataan yang terjadi diluar sana, diluar meja kerja anda dan diluar rumah anda. Serius amat! xiixiixi jika berkenan silahkan lanjutkan membaca 20 Cerita Humor Lucu Pendek Paling Kocak untuk sekedar menghiubur anda.


20 Cerita Humor Lucu Pendek Paling Kocak

Cerita Lucu November 2013 telah mengumpulkan 20 Cerita Humor Lucu Pendek Paling Kocak untuk kami persembahkan kepada anda para pecinta humor. Tahukah anda " Dampak dari pada 20 detik tertawa dengan riang kira-kira sebanding dengan 3 menit mendayung " seperti yang dikatakan oleh Psikiater William Fry dalam bukunya " Humour and Ageing". Jadi jangan ragu untuk tertawa sebelum tertawa itu benar benar dilarang, ha..ha..ha...  Beberapa cerita mungkin sudah pernah anda baca sebelumnya saat anda mencoba mencari di Google, namun saya yakin ada yang belum pernah anda baca sebelumnya. Nah biar gak kelamaan basa basinya langsung aja simak cerita berikut ini :)

1. Cerita Lucu Di Pengadilan
Hakim: "Anda kenal dengan tersangka?"
Saksi: "Tidak pak!"
Hakim (mengulang): "Anda tidak kenal dengan orang ini?"
Saksi: "Kalau dia kenal, namanya Kadir, bukan Tersangka."
Hakim (mulai jengkel): "Jadi anda kenal dengan saudara Kadir?"
Saksi: "Tidak Pak."
Hakim (geram): "Lhoo... Tadi katanya kenal?!"
Saksi: "Sama Kadir kenal, sama saudaranya tidak!"
Hakim: "GRRRRR!"
*Lempar saksi pake palu*

2. Cerita Lucu Mencuri Mangga
Suatu hari, seorang anak memanjat pohon mangga, hendak mencuri mangga. Tiba-tiba, ia kepergok sama yang punya pohon.
Pemilik pohon: Hei, sedang apa kamu disitu?
Anak: (Menjawab dengan gugup) Anu Pak. Saya lagi cari sarang burung.
Pemilik pohon: Buat apa?
Anak: (Tambah gugup): Eee... buat bikin rujak Pak.

3. Cerita Lucu Nama Jalan Di Jakarta
Seorang turis bule datang yang baru pertama kali datang ke Jakarta sedang berkeliling untuk mengenal jalan-jalan yang ada. Saat istirahat, turis bule itu bertanya kepada seorang teman pemandunya. (setelah di translate dialognya begini,..)
"Saya heran dengan orang Indonesia, apakah bisa menghafal nama jalan yang begitu panjang?" keluh turis bule itu.
"Nama jalan yang mana, Sir?"
"Nama jalan, "Jalan Pelan-Pelan, Banyak Anak Menyeberang".

4. Cerita Lucu Ketahuan Nyolong
Suatu hari, seorang anak kecil memanjat pohon rambutan. Namun tiba-tiba, ia ketahuan oleh yang punya pohon.
"Hoi, dasar anak bandel. Turun kamu! Ambil rambutan orang seenaknya. Nanti saya bilangin sama bapak kamu baru tahu rasa!" bentak yang punya pohon.
Sambil merasa gugup, anak itu melihat ke atas pohon dan berkata, "Ayah... kita ketahuan!"

5. Cerita Lucu Ujian Ditunda
Seorang guru sedang mengawasi ujian di kelas. Ia memperhatikan Balu yang dari tadi tampak mengantuk.
Guru : Jon, kamu kok lesu banget, ngantuk ya?
Balu : Maaf Pak, semalam saya tidak bisa tidur.
Guru : Kalau gitu ujian kamu ditunda saja menggu depan!
Balu : Lho, kenapa Pak?
Guru : Tidur saja nggak bisa, apalagi mengerjakan soal ujian.
Balu : &$@%$#!

6. Cerita Lucu Membeli Payung
Ketika Mak Enok belanja di pasar, hujan turun sangat deras. Ia pun terpaksa membeli payung bekas di sebuah toko.
Mak Enok : Bang, beli payung dong,
Penjual : Aduh mak, payung yang bagus sudah habis. Adanya yang robek-robek, bagaimana?
Mak Enok : Boleh deh, berapa harganya?
Penjual : Yang robeknya satu lubang harganya 3 ribu, yang robek banyak harganya 10 ribu.
Mak Enok : Lho, kok yang robeknya satu doang lebih murah sih?
Penjual : Iya mak, emang robeknya cuma satu, tapi gede banget.

7. Cerita Lucu Preman Kampung
Suatu hari, seorang preman datang dari kampung ingin ke kota naik bis AC. Di bis itu ia berdiri tepat di bawah lubang AC.
Preman : Woy!!! Siapa nih yang niup-niup pundak gua? Dingin tau!
Penumpang lain : Itu AC kali bang,
Preman : Jangankan Si Ase! Si Kipli, Si Jarot, gua hajar nanti..!!!

8. Cerita Lucu Anak Tk 
Anak-anak TK sedang berjalan-jalan menjelajahi museum untuk mengamati benda-benda purbakala. Kemudian mereka melihat mumi.
Anak 1 : Wah, muminya seram ya...
Anak 2 : Iya, seram!
Anak 1 : Terus, angka 2250 SM itu maksudnya apa?
Anak 2 : Mungkin itu dulu nomor plat mobil yang nabrak dia sampai tewas.

9. Cerita Lucu Lomba Mirip Sesuatu
Suatu hari 4 Tanaman dikebun tengah bercakap-cakap.
Jamur : " Aku mirip Payung "
Brokoli : " Aku mirip Pohon "
Bunga Matahari : " Aku mirip Matahari "
Terong : " Teman-teman , bisa ga Ganti topik bicaranya" 

10. Cerita Lucu Tidak Punya Sisir
Pada suatu hari, ada Guru cewek yang kecewa kepada muridnya yang bernama Siti.
Guru : "Sari, kenapa rambutmu tidak kamu sisir?"
Siti : "Saya tidak punya sisir, bu."
Guru : "Kamu kan bisa pinjam punya kakakmu?"
Siti : "Kebetulan saya anak tunggal, bu."
Guru : "Kan bisa pinjam ibumu?"
Siti : "Ibu saya sudah meninggal, bu."
Guru : "Kalau begitu kamu bisa pinjam punya ayahmu?"
Siti : "Tapi bu, Ayah saya kan gundul!!"
Guru : "!??!!!@@##"

11. Cerita Lucu Ketika Gajah Mati
Seorang Pimpinan sebuah Kebun Binatang mendapat laporan dari staffnya bahwa seekor gajah telah mati di kandangnya. Untuk mengecek kebenaran laporan tersebut sang Pimpinan Bonbin tiba di tempat kejadian dan menemukan seseorang yang sedang menangis di dekat bangkai binatang itu.
"Sebagai pawang gajah ini tentu anda sangat bersedih atas hal ini dan saya juga demikian, " sang Pimpinan mencoba menghibur.
"Saya bukan pawang gajah ini, Pak" sahut orang itu. "Tapi sayalah yang ditugaskan untuk menggali kuburannya.. Gajahnya kan gede banget pak... jadi saya galinya harus dalem banget..."
20 Cerita Humor Lucu Pendek Paling Kocak

12. Cerita Lucu Sang Wartawan
Seorang  wartawan sedang meliput peristiwa kecelakaan. Karena banyak 
orang yg  mengerumuni lokasi kecelakaan, wartawan tsb tdk dpt menerobos 
untuk  melihat korban dari dekat. Setelah berpikir keras, wartawan tsb 
dpt ide.
"Minggir-minggir semua, saya ayah korban!" ia berseru. "Saya minta jalan.
"  Benar saja.....kerumunan itu membiarkan dia lewat. Semua mata terarah
  kepada wartawan tsb. (wartawan GR, dalam hati: "Berhasil juga!!!) 
Ketika  sampai di tengah kerumunan, ia terpana melihat... SEEKOR ANAK 
MONYET  tergeletak tak berdaya!

13. Cerita Lucu Salah Masuk
Dengan tergesa-gesa seorang nyonya masuk ke sebuah ruangan yang ia kira itu ruangan dokter.
Nyonya : "Dokter, apa yang salah ditubuh saya?"
Laki  : "Nyonya, anda terlalu gemuk, pupur anda terlalu tebal, lipstick
 anda  terlalu merah, rambut anda perlu dicat, anda terlalu banyak 
merokok, dan  satu lagi... anda masuk keruangan yang salah. Dokter ada 
di ruangan  sebelah. Saya hanya pengantar koran."

14. Cerita Lucu Sebuah Teka-teki Kocak
A: Kenapa badak kukunya warna merah?
B: Mmm... apa ya... 'gak tau...
A: Biar bisa sembunyi di balik pohon apel...
B: Ah bohong... mana ada badak sembunyi di balik pohon apel?
A: Gak pernah lihat 'kan?... berarti dia berhasil sembunyi...

15. Cerita Lucu Kena Tilang
Pada  suatu hari ada seorang pengendara yang melanggar lalu lintas, dan 
 terihat oleh seorang polisi yang berjaga dan memberhentikannya...
"Apakah sodara tidak melihat lampu merah?"( tanya seorang polisi kepada seorang pengendara sepeda motor).
"Saya lihat, Pak."
"Lalu kenapa sodara tidak berhenti?"
"saya tidak melihat bapak."

16. Cerita Lucu Ibu-ibu Menyusui
"Mas... mas... maaf kalo mau merokok di ruang merokok dong... ini  
sikecil terganggu dan jadi bangun..." ujar si ibu muda yg lagi menyusui 
 bayinya.
"Ya mbak... maaf juga... mbak kalo mau nyusuin di ruang  menyusui juga 
dong... ini si kecil saya juga terganggu dan ikut  bangun..."

17. Cerita Lucu Gagal KB
Seorang ibu menemui dokter untuk periksa kehamilan Dokter: Loh ibu ini kan yg tempo hari periksa, emang ibu hamil lagi ya?
Ibu: iya dok?
Dokter: apa obat KB yang saya beri tempo hari ibu tidak minum?.
Ibu: minum dok ! Dokter: lantas kenapa ibu bisa hamil??
Ibu: ya, gimana tidak mau hamil dok, obat baru nyampe leher, celana dalam udah nyampe lutut.

18. Cerita Lucu Maha Siswa Gokil
Diruang kuliah, seorang dosen senior sedang memarahi mahasiswanya:
Dosen:  "menjawab saja tidak becus, eh malah bercanda dan ngobrol 
seenaknya.  Menjawab soal aja juga ga ada yg tahu, jadi percuma aja 
kuliah ini,Hayo  Sekarang yang merasa dungu BERDIRI !!!! " sang dosen 
membentak. Beberapa menit suasana hening. Tiba-tiba dari bangku belakang
 seorang  mahasiswa berdiri. Dosen: "Jadi kamu yakin betul, kamulah si 
dungu itu ??? " " Bukan begitu pak, saya cuma tidak tega melihat Bapak 
berdiri  sendiri."

19. Cerita Lucu Pamer HP
Alkisah ada 3 pemuda sedang mempamerkan hp mreka
Juned :Gw kemaren bingung milih hp di mall ya udah gw beli I-Phone 5 ajah..
Roni : Gw kemaren disuruh milih hp ama orang tua,ya udah gw milih BB aja deh*belum puas*
Anto : Gw kemaren mau beli hp tapi bingung banget loh,
Juned & Roni : knpa bngung?
Anto : soalnya semua hp itu ga pake kartu perdana semua..
Juned & Roni : *penasaran* kok gk pke kartu sih?
Anto : iya soalnya layarnya kecil sama cuma muncul angka digit dan +-x : doank!
Juned & Anto : ITU KALKULATOR BEGO!!! *lempar ke kuburan*

20. Cerita Lucu Penjual Daging
Suatu pagi lewatlah seorang penjual daging."Dagiiing! Dagiiiiiiiinnngg! !!" teriaknya. Seorang ibu rumah tangga yang ternyata sedang sakit gigi sewot banget mendengar teriakan si tukang daging. Ibu : "Hei tukang daging! Lu kagak punya otak ya....!!!???
"Tukang daging : "Wah kebetulan gak punya, Bu. Hari ini daging semua..."

Sekian 20 Cerita Humor Lucu Pendek Paling Kocak semoga anda terhibur setelah membacanya. Sekedar mengisi jam istirahat anda yang mungkin saat ini sedang lembur sedikit merefresh pikiran anda biar kerja tambah semangat lagi. Buat yang lagi banyak hutang gak usah dipikir, tertawa dulu baca cerita lucunya baru usaha buat bayar utangnya xiixiixii. Yang lain sudah membaca Cerita Humor Lucu Khusus Dewasa saya sarankan anda segera membacanya tapi kalau anda masih dewasa, kalau masih sekolah mending jangan ya,..! nanti dimarahin sama gurunya. 
Wasalam,...

Cerita Humor Lucu Abu Nawas Memenjarakan Angin

Cerita Lucu tentang kisah Abu Nawas, seorang penyair klasik terbesar yang sangat terkenal memang selalu mengundang tawa karena kecerdikannya dalam melaksanakan perintah rajanya yang terkadang aneh. Seperti Cerita Humor Lucu Abu Nawas Memenjarakan Angin sebuah hal mustahil yang diperintahkan oleh sang raja, akan tetapi Abu Nawas mampu menyelesaikannya dengan akal dan kecerdikannya. Bagaimana kisah kelucuannya kali ini? bisa anda simak cerita berikut ini dalam Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas.

Pada suatu hari Abu Nawas kaget bukan kepalang ketika seorang utusan Baginda Raja datang ke rumahnya. Ia harus menghadap Baginda secepatnya. Entah permainan apa lagi yang akan dihadapinya kali ini. Pikiran Abu Nawas berloncatan ke sana kemari. Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman.

"Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin." kata Baginda Raja memulai pembicaraan.
"Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil." tanya Abu Nawas.
"Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya." kata Baginda. Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti, tetapi ia bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin.


Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak begitu sedih. Karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan. Ia yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihariapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.

Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Abu Nawas benar - benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap. Mungkin sudah takdir; kayaknya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda, Ia berjalan gontai menuju istana. Di sela-sela kepasrahannya kepada takdir ia ingat sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya.

"Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri. ia berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian manuju istana. Di pintu gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya. Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas.

"Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai Abu Nawas? "
"Sudah Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas dengan muka berseri-seri sambil mengeluarkan botol yang sudah disumbat. Kemudian Abu Nawas menyerahkan botol itu. Baginda menimbang-nimang batol itu.
"Mana angin itu, hai Abu Nawas?" tanya Baginda. Di dalam, Tuanku yang mulia." jawab Abu Nawas penuh takzim. "Aku tak melihat apa-apa." kata Baginda Raja.
"Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu." kata Abu Nawas menjelaskan. Setelah tutup botol dibuka. Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyengat hidung.
"Bau apa ini, hai Abu Nawas?" tanya Baginda marah. "Ampun Tuanku yang mulia, tedi hamba buang angin dan hamba. masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol." kata Abu Nawas ketakutan.

Tetapi Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. "Heheheheh kau memang pintar Abu Nawas."

Tapi... jangan keburu tertawa dulu, dengar dulu apa kata Abu Nawas. "Baginda...!"
"Ya Abu Nawas!"
"Hamba sebenarnya cukup pusing memikirkan cara melaksanakan tugas memenjarakan angin ini."
"Lalu apa maksudmu Abu Nawas?"
"Hamba. minta ganti rugi."
"Kau hendah memeras seorang Raja?"
"Oh, bukan begitu Baginda."
"Lalu apa maumu?"
"Baginda harus memberi saya hadiah berupa uang sekedar untuk bisa belanja dalam satu bulan."
"Kalau tidak?" tantang Baginda.
"Kalau tidak... hamba akan menceritakan kepada khalayak ramai bahwa Baginda telah dengan sengaja mencium kentut hamba!"
"Hah?" Baginda kaget dan jengkel tapi kemudian tertawa terbahak-bahak. "Baik permintaanmu kukabulkan!"

Demikian Cerita Humor Lucu Abu Nawas Memenjarakan Angin semoga anda terhibur dan bisa mengambil hikmah positifnya, karena selalu ada hikmah dibalik sebuah kisah. Jika anda suka dengan cerita ini jangan sungkan untuk datng kemari lagi he..he... Cerita yang tidak kalah seru dan lucu yang disukai lainnya Kisah Lucu Abu Nawas Memindahkan Istana bisa anda baca selanjutnya dijamin anda tidak kecewa.

Kisah Lucu Abu Nawas Memindahkan Istana

Cerita Lucu mempersembahkan Kisah Lucu Abu Nawas Memindahkan Istana dalam Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas. Siapa sih yang tak kenal sama Abu Nawas? ya,..kecerdikan dan kelucuannya sudah sangat terkenal diseantero jagad ini bahkan sampai sekarang. Kalau anda baru mendengar namanya silahkan baca Biografi Abu Nawas yang bisa anda cari di mbah Google. Kemampuannya dalam menyelesaikan masalah bahkan yang tak lazim sekalipun sudah sangat terkenal. Dengan akalnya yang cerdik dan kadang mengundang tawa namun juga sekaligus mengundang dejak kagum para pembacanya. Satu lagi kehebatan Abu Nawas akan diceritakan dalam kisah kali ini, selamat membaca,...

Baginda Raja baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.

Tanpa membuang waktu Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda, "Abu Nawas engkau harus memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda sambil melirik reaksi Abu Nawas.

Abu Nawas tidak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum. Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi, permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan. Abu Nawas pulang dengan hati masgul.

Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini. Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana. Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. Ia menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.

"Ampun Tuanku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.

"Apa usul itu?"

"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."

"Kalau hanya itu usulmu, baiklah." kata Baginda.

"Satu lagi Baginda..." Abu Nawas menambahkan.

"Apa lagi?" tanya Baginda.

"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas. "Usulmu kuterima." kata Baginda menyetujui. Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup. 

Kisah Lucu Abu Nawas Memindahkan Istana

Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pemah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini. Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan sholat Hari Raya Idul Qurban.

Dan seusai sholat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin. Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja, "Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"

"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat. Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. Ia berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.

"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.

"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas. "Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.

"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka." Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.

Nah demikian Kisah Lucu Abu Nawas Memindahkan Istana semoga anda terhibur lanjutkan membaca cerita lainnya dan tidak kabur. Mohon maaf jika basa basinya sedikit ngawur, yang penting anda terhibur, karena tertawa adalah obat yang manjur, kata pak direktur agar tidur tidak mendengkur dan badan lebih subur. Apalagi ditambah makan sayur bikin cewe tampak lebih syur, wkkwkkwkkk sory kebanyakan ur. Mungkin anda akan lebih terhibur membaca Cerita Lucu Abu Nawas Membalas Sang Kadi yang saya tulis waktu saya lagi nganggur. :)


Cerita Lucu Abu Nawas Membalas Sang Kadi

Cerita Lucu dalam Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas  mempersembahkan kisah kecerdikan Abu Nawas yang berjudul Cerita Lucu Abu Nawas Membalas Sang Kadi. Seperti yang sudah anda baca dalam kisah sebelumnya yaitu Cerita Lucu Abu Nawas Diangkat Menjadi Kadi kisah berikut ini adalah lanjutan dari cerita tersebut. Buat anda yang belum membaca ceritanya silahkan di baca di halaman sebelumnya. Seperti apa kisah selanjutnya,...?

Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya mengaji, ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir. Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah pengangkatan kadi yang baru ternyata sang kadi memiliki sifat yang kurang baik seperti yang dikisahkan oleh Si Wanita Tua dan Pemuda dari mesir yang nampak kumal dan tampangnya seperti seorang pengemis. Mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menjadi geram kemudian menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.

"Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku malam hari ini, suruh mereka membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."

Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berada di pihak yang benar. Pada malam harimya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.

Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak Tuan Kadi yang baru jadi."

"Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan. "Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu Nawas menghapus keraguan murid-muridnya.

Barangsiapa yang mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan iemparilah dengan batu."

Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi. Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketika tanpa basa-basi lagi mereka langsung merusak rumah Tua Kadi.

Cerita Lucu Abu Nawas Membalas Sang Kadi

Orang-orang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah.

Melihat banyak orang merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?"

Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"

Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah. Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya

"Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda."

Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil menghadap Baginda.

Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya.

"Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu"

Abu Nawas menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada satu malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."

Baginda berkata," Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"

Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku."

Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa. "Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda. Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.

"Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah Baginda. "Baiklah ...... "Abu Nawas tetap tenang.

"Baginda.... beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."

Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil pemuda itu ke hadapan Baginda.

Berkata Baginda Raja,"Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak engkau datang ke negeri ini."

Ternyata cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap.

"Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya." Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir.

Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.

Berkatalah ia, "Janganlah engkau memberiku kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua barang sesuatupun."

Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.  

Semoga Cerita Lucu Abu Nawas Membalas Sang Kadi diatas bisa menjadi inspirasi kita dalam menegakkan sebuah kebenaran. Selalu ada pelajaran dan hikmah dalam sebuah kisah, ada yang baik dan ada juga yang kurang baik. Yang baik silahkan diambil hikmahnya, yang kurang baik silahkan diperbaiki :) Jika anda suka jangan sungkan untuk memilih SUKA, jika anda merasa teman anda perlu tertawa silahkan BAGIKAN cerita ini, jika anda merasa tidak suka silahkan baca lagi kisah selanjutnya dan cari cerita lucu lainnya sampai anda benar benar SUKA :) Anda pasti akan tertarik membaca Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas  lainnya.


Cerita Lucu Abu Nawas Diangkat Menjadi Kadi

Cerita Lucu mempersembahkan kisah dari Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas yang terkenal cerdik dan jenaka dalam aksinya. Salah satunya adalah Cerita Lucu Abu Nawas Diangkat Menjadi Kadi dan menolak dengan menggunakan kecerdikannya. 

Ayah Abu Nawas adalah seorang Penghulu Kerajaan/ Kadi Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari ayah Abu Nawas yang sudah tua itu sakit parah dan akhirnya meninggal dunia. Abu Nawas dipanggil ke istana. Ia diperintah Sultan (Raja) untuk mengubur jenazah ayahnya itu sebagaimana adat Syeikh Maulana. Apa yang dilakukan Abu Nawas hampir tiada bedanya dengan Kadi Maulana baik mengenai tatacara memandikan jenazah hingga mengkafani, menyalati dan mendo'akannya.

Pada saat ayahnya sakit, Abu Nawas sempat bercengkrama dengan ayahnya.

“Anakku, aku sudah hampir meninggal. Kini ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku!” pinta ayah Abu Nawas.
Abu Nawas menurut permintaan terakhir ayahnya. Ia cium telinga kanan sang ayah dan ia menghirup bau harum. Sedangkan telinga yang sebelah kiri berbau busuk.
“Sudahkah kau menciumnya wahai anakku?”
“Sudah, ayah! Tapi… !”
“Tapi, apa? Ceritakanlah sejujurnya bau kedua telingaku itu!”
“Sungguh mengherankan bau telinga ayah yang sebelah kanan harum sekali. Tapi yang sebelah kiri baunya sangat busuk!”
“Hai, anakku tahukah kamu apa sebabnya bisa seperti itu?”
“Wahai ayahku, cobalah ceritakan pada anakmu ini!”
Lalu ayah Abu Nawas bercerita. “Pada suatu hari, datanglah dua orang kepadaku mengadu masalah. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tak suka, maka tak kudengarkan. Inilah resiko jadi Kadi. Jika kau kelak suka menjadi Kadi maka kau akan mengalami hal yang sama, namun jika kau tidak suka, maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai Kadi oleh Sultan Harun Al Rasyid. Tapi tak bisa tidak, sultan pasti tetap memilihmu sebagai Kadi.”

Cerita Lucu Abu Nawas Diangkat Menjadi Kadi

Maka Sultan bermaksud mengangkat Abu Nawas menjadi Kadi atau penghulu menggantikan kedudukan bapaknya. Namun, demi mendengar rencana sang Sultan. Tiba-tiba saja Abu Nawas yang cerdas itu tiba-tiba nampak berubah menjadi gila. Usai upacara pemakaman bapaknya. Abu Nawas mengambil batang sepotong batang pisang dan diperlakukannya seperti kuda, ia menunggang kuda dari batang pisang itu sambil berlari-lari dari kuburan bapaknya menuju rumahnya. Orang yang melihat menjadi terheran-heran dibuatnya.

Pada hari yang lain ia mengajak anak-anak kecil dalam jumlah yang cukup banyak untuk pergi ke makam bapaknya. Dan di atas makam bapaknya itu ia mengajak anak-anak bermain rebana dan bersuka cita. Kini semua orang semakin heran atas kelakuan Abu Nawas itu, mereka menganggap Abu Nawas sudah menjadi gila karena ditinggal mati oleh bapaknya. 

Pada suatu hari ada beberapa orang utusan dari Sultan Harun Al Rasyid datang menemui Abu Nawas. "Hai Abu Nawas kau dipanggil Sultan untuk menghadap ke istana." kata Wazir utusan Sultan.

"Buat apa sultan memanggilku, aku tidak ada keperluan dengannya." jawab Abu Nawas dengan entengnya seperti tanpa beban.

"Hai Abu Nawas kau tidak boleh berkata seperti itu kepada rajamu."

"Hai wazir, kau jangan banyak cakap. Cepat ambil ini kudaku ini dan mandikan di sungai supaya bersih dan segar." kata Abu Nawas sambil menyodorkan sebatang pohon pisang yang dijadikan kuda-kudaan. Si wazir hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Abu Nawas.

"Abu Nawas engkau mau pergi apa tidak menghadap Sultan?" kata wazir. "Katakan kepada rajamu, aku sudah tahu maka aku tidak mau." kata Abu Nawas.

"Apa maksudnya Abu Nawas?" tanya wazir dengan rasa penasaran. "Sudah pergi sana, bilang saja begitu kepada rajamu." segera Abu Nawas sembari menyaruk debu dan dilempar ke arah si wazir dan teman-temannya.

Si wazir segera menyingkir dari halaman rumah Abu Nawas. Mereka laporkan keadaan Abu Nawas yang seperti tak waras itu kepada Sultan Harun Al Rasyid. Dengan geram Sultan berkata, "Kalian bodoh semua, hanya menhadapkan Abu Nawas kemari saja tak becus! Ayo pergi sana ke rumah Abu Nawas bawa dia kemari dengan suka rela ataupun terpaksa!"

Si wazir segera mengajak beberapa prajurit istana. Dan dengan paksa Abu Nawas di hadirkan di hariapan raja. Namun lagi-lagi di depan raja Abu Nawas berlagak pilot bahkan tingkahnya ugal-ugalan tak selayaknya berada di hariapan seorang raja. "Abu Nawas bersikaplah sopan!" tegur Baginda.

"Ya Baginda, tahukah Anda?"
"Apa Abu Nawas...?"
"Baginda... terasi itu asalnya dari udang !"
"Kurang ajar kau menghinaku Nawas !"
"Tidak Baginda Siapa bilang udang berasal dari terasi?" Baginda merasa dilecehkan, ia naik pitam dan segera memberi perintah kepada para pengawalnya. "Hajar dia! Pukuli dia sebanyak dua puluh lima kali."

Wah-wah! Abu Nawas yang kurus kering itu akhirnya lemas tak berdaya dipukuli tentara yang bertubuh kekar. Usai dipukuli Abu Nawas disuruh keluar istana. Ketika sampai di pintu gerbang kota, ia dicegat oleh penjaga.

"Hai Abu Nawas! Tempo hari ketika kau hendak masuk ke kota ini kita telah mengadakan perjanjian. Masak kau lupa pada janjimu itu? Jika engkau diberi hadiah oleh Baginda maka engkau berkata: Aku bagi dua; engkau satu bagian, aku satu bagian. Nah, sekarang mana bagianku itu?"

"Hai penjaga pintu gerbang, apakah kau benar-benar menginginkan hadiah Baginda yang diberikan kepada tadi?"

"Iya, tentu itu kan sudah merupakan perjanjian kita?"

"Baik, aku berikan semuanya, bukan hanya satu bagian!"

"Wah ternyata kau baik hati Abu Nawas. Memang harusnya begitu, kau kan sudah sering menerima hadiah dari Baginda." 

Tanpa banyak cakap lagi Abu Nawas mengambil sebatang kayu yang agak besar lalu orang itu dipukulinya sebanyak dua puluh lima kali. Tentu saja orang itu menjerit-jerit kesakitan dan menganggap Abu Nawas telah menjadi gila. Setelah penunggu gerbang kota itu klenger Abu Nawas meninggalkannya begitu saja, ia terus melangkah pulang ke rumahnya. Sementara itu si penjaga pintu gerbang mengadukan nasibnya kepada Sultan Harun Al Rasyid.

"Ya, Tuanku Syah Alam, ampun beribu ampun. Hamba datang kemari mengadukan Abu Nawas yang telah memukul hamba sebanyak dua puluh lima kali tanpa suatu kesalahan. Hamba mohom keadilan dari Tuanku Baginda."

Baginda segera memerintahkan pengawal untuk memanggil Abu Nawas. Setelah Abu Nawas berada di hariapan Baginda ia ditanya.

"Hai Abu Nawas! Benarkah kau telah memukuli penunggu pintu gerbang kota ini sebanyak dua puluh lima kali pukulan?" 

Berkata Abu Nawas, "Ampun Tuanku, hamba melakukannya karena sudah sepatutnya dia menerima pukulan itu."

"Apa maksudmu? Coba kau jelaskan sebab musababnya kau memukuli orang ftu?" tanya Baginda.

"Tuanku," kata Abu Nawas, "Hamba dan penunggu pintu gerbang ini telah mengadakan perjanjian bahwa jika hamba diberi hadiah oleh Baginda maka hadiah tersebut akan dibagi dua. Satu bagian untuknya satu bagian untuk saya; Nah pagi tadi hamba menerima hadiah dua puluh lima kali pukulan, maka saya berikan pula hadiah dua puluh lima kali pukulan kepadanya."

"Hai penunggu pintu gerbang, benarkah kau telah mengadakan perjanjian seperti itu dengan Abu Nawas?" tanya Baginda. "Benar Tuanku," jawab penunggu pintu gerbang. "Tapi, hamba tiada mengira jika Baginda memberikan hadiah pukulan." 

"Hahahahaha...! Dasar tukang peras, sekarang kena batunya kau!" sahut Baginda. "Abu Nawas tiada bersalah, bahkan sekarang aku tahu bahwa penjaga pintu gerbang kota Baghdad adalah orang yang suka narget, suka memeras orang! Kalau kau tidak merubah kelakuan burukmu itu sungguh aku akan memecat dan menghukum kamu!"

"Ampun Tuanku," sahut penjaga pintu gerbang dengan gemetar. Abu Nawas berkata, "Tuanku, hamba sudah lelah, sudah mau istirahat, tiba-tiba diwajibkan hadir di tempat ini, padahal hamba tiada bersalah. Hamba mohon ganti rugi. Sebab jatah waktu istirahat hamba sudah hilang karena panggilan Tuanku. Padahal besok hamba harus mencari nafkah untuk keluarga hamba." Sejenak Baginda melengak, terkejut atas protes Abu Nawas, namun tiba-tba ia tertawa terbahakbahak,

"Hahahaha... jangan kuatir Abu Nawas. "Baginda kemudian memerintahkan bendahara kerajaan memberikan sekantong uang perak kepada Abu Nawas. Abu Nawas pun pulang dengan hati gembira. Tetapi sesampai di rumahnya Abu Nawas masih bersikap aneh dan bahkan semakin nyentrik seperti orang gila sungguhan. Pada suatu hari Raja Harun Al Rasyid mengadakan rapat dengan para menterinya.

"Apa pendapat kalian mengenai Abu Nawas yang hendak ku angkat sebagai kadi?"

Wazir atau perdana meneteri berkata, "Melihat keadaan Abu Nawas yang semakin parah otaknya maka sebaiknya Tuanku mengangkat orang lain saja menjadi kadi."

Menteri-menteri yang lain juga mengutarakan pendapat yang sama. "Tuanku, Abu Nawas telah menjadi gila karena itu dia tak layak menjadi kadi."

"Baiklah, kita tunggu dulu sampai dua puluh satu hari, karena bapaknya baru saja mati. Jika tidak sembuh-sembuh juga bolehlah kita mencari kadi yang lain saja." Setelah lewat satu bulan Abu Nawas masih dianggap gila, maka Sultan Harun Al Rasyid mengangkat orang lain menjadi kadi atau penghulu kerajaan Baghdad. Konon dalam suatu pertemuan besar ada seseorang bemama Polan yang sejak lama berambisi menjadi Kadi. Ia mempengaruhi orang-orang di sekitar Baginda untuk menyetujui jika ia diangkat menjadi Kadi, maka tatkala ia mengajukan dirinya menjadi Kadi kepada Baginda maka dengan mudah Baginda menyetujuinya.

Begitu mendengar Polan diangkat menjadi kadi maka Abu Nawas mengucapkan syukur kepada Tuhan. "Alhamdulillah... aku telah terlepas dari balak yang mengerikan. Tapi, sayang sekali kenapa harus Polan yang menjadi Kadi, kenapa tidak yang lain saja."

Demikian Cerita Lucu Abu Nawas Diangkat Menjadi Kadi semoga anda terhibur dan selamat membaca cerita lainnya. Anda juga dapat membaca Cerita Lucu Abu Nawas Di Hukum Mati yang tak kalah seru dan pastinya lucu.

Sumber : Kisah 1001 Malam

Cerita Lucu Abu Nawas Di Hukum Mati

Cerita Lucu kali ini akan berbagi sebuah kisah legendaris dari Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas. Ada ribuan kisah tentang Abu Nawas yang mungkin sudah pernah anda dengar maupun anda baca, dan Cerita Lucu Terbaru 2013 akan menceritakan kisah lama yaitu sebuah Cerita Lucu Abu Nawas Di Hukum Mati. Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia dilahirkan pada 145 H (747 M ) di kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang), dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya.

Alkisah, Abu Nawas bertugas menjadi pengawal raja. Kemanapun raja pergi Abu Nawas akan selalu berada didekatnya. Pada suatu hari sang raja membuat undang-undang tentang kebersihan lingkungan, dimana dalam salah satu pasal didalamnya berbunyi ; 

Cerita Lucu Abu Nawas Di Hukum Mati

Suatu hari sang raja mengajak Abu Nawas berburu kedalam hutan, tiba tiba saja raja kebelet pengin buang air besar, karena sudah tidak tahan maka sang raja buang air besar disungai yang airnya mengalir kearah utara. Setelah para pengawalnya menyiapkan tempat untuk raja buang hajat sang rajapun menyelesaikan hajatnya sambil mengelus perut buncitnya sambil bergumam,.. "Aghhh,..Lega,...!!" 

Ketika raja hendak beranjak pergi meneruskan perburuannya dia dikagetkan oleh sebuah kotoran yang terbawa arus sungai dari selatan. Raja murka bukan kepalang,.. sambil berteriak memanggil pengawal setianya si Abu Nawas.

Raja : "Pengawal,...!!!,...Heh Abu Nawas di mana kamu??!!" (bentak raja memanggil Abu Nawas pengawalnya)
Abu Nawas : "Hamba paduka,..!" 

Terlihat abu nawas berlari dari semak di bawah pohon dekat sungai sebelah selatan sambil mengencangkan ikat pinggangya.

Abu Nawas : "Ada apa paduka raja,..?"
Raja : "Lihat itu,..siapa yang berani buang kotoran di sungai tanpa seijin dariku,..tangkap dan bawa kekerajaan aku akan menjatuhkan hukuman mati padanya tak perduli siapapun dia,...cepat!!! tangkap dia bawa keempat prajurit bersamamu,..!"
Abu Nawas : "a...a...begini ba,..ba,..baginda raja,..saya,...saya,...." 

Abu Nawas terlihat gugup melihat kemurkaan sang raja,..tiba tiba seorang prajurit berkata pada sang raja,..

Prajurit : "Ampun baginda raja,..kotoran tersebut adalah milik Abu Nawas paduka,..."
Raja : "Apaaaa,...??!!! berani benar kamu Abu Nawas,... engkau sudah aku angkat sebagai pengawalku tapi kamu melanggar undang undang yang aku buat,..!! tak perduli siapapun dia Prajurit,...!!tangkap Abu Nawas dan bawa keistana aku akan memberinya hukuman mati,..!"

Abu Nawas dibawa ke pengadilan dan raj memberinya vonis Hukuman MATI, sebelum hukuman dilaksanakan raja memberi kesempatan kepada Abu Nawas untuk membela diri. 

Abu Nawas : "Baginda raja yang mulia,....hamba rela dijatuhi hukuman mati, hamba hanya ingin menyampaikan alasan hamba buang hajat bersama paduka waktu itu. Yang hamba lakukan adalah bukti kesetiaan hamba kepada paduka raja. Hamba selalu menemani kemanapun paduka pergi,.. saat senang maupun susah dan saat di medan perang, sampai kotoran paduka rajapun harus hamba kawal dengan kotoran hamba. Hanya itu pembelaan dari hamba paduka,.."

Raja tertegun mendengar perkataan Abu Nawas dan membatalkan hukuman matinya, bahkan raja memberikan Abu Nawas hadiah sebuah rumah dan perahu kecil untuk tempat kotorannya apabila mengawal kotoran sang raja.

Nah demikian Cerita Lucu Abu Nawas Di Hukum Mati semoga bisa menghibur anda dan selamat membaca Cerita Lucu selanjutnya,....

Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas

Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas : Siapa sih yang tidak mengenal Abu Nawas? Setidaknya anda pasti pernah mendengar nama dan kisah lucunya. Cerita Lucu Terbaru 2013 kali akan berbagi kisah tentang Abu Nawas. Abu Nawas orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang Badui Padang Pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab. Ia juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. Ia sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad.

Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia dilahirkan pada 145 H (747 M ) di kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang), dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya. Abu Nawas merupakan seorang pujangga Arab dan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam. Ayahnya, Hani al-Hakam, merupakan anggota legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu pengetahuan.


Masa mudanya penuh perilaku kontroversial yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya'qub al-Hadrami. Sementara dalam Ilmu Hadis, ia belajar kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, dan Azhar bin Sa'ad as-Samman.

Pertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, telah memperhalus gaya bahasanya dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa Arab.

Kemudian ia pindah ke Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kehebatannya menulis puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para bangsawan. Namun karena kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya pada masa itu berubah, yakni cenderung memuja dan menjilat penguasa.

Dalam Al-Wasith fil Adabil 'Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Namun sayang, karya-karya ilmiahnya justru jarang dikenal di dunia intelektual. Ia hanya dipandang sebagai orang yang suka bertingkah lucu dan tidak lazim. Kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana (sya'irul bilad).

Sikapnya yang jenaka menjadikan perjalanan hidupnya benar-benar penuh warna. Kegemarannya bermain kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan menjadi legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia. Kedekatannya dengan kekuasaan juga pernah menjerumuskannya ke dalam penjara. Pasalnya, suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggung Khalifah. Tentu saja Khalifah murka, lantas memenjarakannya. Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi kepada Perdana Menteri Barmak. Ia meninggalkan Baghdad setelah keluarga Barmak jatuh pada tahun 803 M. Setelah itu ia pergi ke Mesir dan menggubah puisi untuk Gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami. Tetapi, ia kembali lagi ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan digantikan oleh Al-Amin.

Sejak mendekam di penjara, syair-syair Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kehidupan duniawi yang penuh glamor dan hura-hura, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah.

Memang, pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami kegemarannya melakukan maksiat. Tetapi, justru di jalan gelap itulah, Abu Nawas menemukan nilai-nilai ketuhanan. Sajak-sajak tobatnya bisa ditafisrkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan. Meski dekat dengan Sultan Harun al-Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi. Ia pernah hidup dalam kegelapan – tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri.

Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa sajaknya menguatkan hal itu. Salah satu bait puisinya yang sangat indah merupakan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa lalunya. Mengenai tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti – yang menaruh dendam kepadanya. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota Baghdad.

Nah demikian informasi tentang Abu Nawas, selamat membaca Kumpulan Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas semoga anda terhibur,...

Sumber :

- http://nyatanyatafakta.blogspot.com/2011/08/biografi-abu-nawas.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Nawas

Humor Lucu 20 Hal Positif Dari Merokok

Cerita Lucu : Humor Lucu 20 Hal Positif Dari Merokok berikut ini cuman sekedar humor semata tidak untuk dipraktekan dalam kehidupan sehari hari. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi serta gangguan kehamilan dan janin berdasarkan peringatan yang tertulis dalam bungkus rokok. Tahukah anda ternyata dibalik bahaya merokok ada 20 Hal Positif Dari Merokok yang dambil berdasarkan survey dari beberapa perokok yang sedikit kurang waras tapi cukup membuat saya tertawa,..karena ada benernya juga sih. Nah untuk lebih jelasnya yuk kita simak Humor Lucu 20 Hal Positif Dari Merokok berikut ini :
  1. Rokok sebagai bahan inspirasi dan pendukung membuat tugas akhir, beberapa seniman memanfaatkannya untuk menemukan ide kreatif dalam karya seninya, tentunya bagi seniman yang merokok. Beberapa mahasiswa juga menemukan inspirasinya dalam membuat tugas akhir seharusnya dicantumkan terima kasih rokok pada kata sambutannya ya,..? xixixi,.
  2. Merokok dapat melatih kesabaran dan menambah semangat pantang menyerah karena bagi seorang pemula, merokok itu tidaklah mudah, batuk-batuk dan tersedak tapi tetap juga diteruskan sampai akhirnya lulus katagihan.
  3. Merokok sebagai alat indikator kesehatan soalnya kalau orang sakit pasti tidak boleh merokok sama dokternya. Selain itu seseorang yang sedang tidak sehat seperti terkena flu misalnya jika merokok maka akan terasa hambar dan nggak enak ditenggorokan, tapi bagi seorang perokok yang dalam keadaan vit dan sehat maka ketika merokok akan terasa nikmat,...sruputt,..ahhhh,...! hehehe....
  4. Rokok merupakan teman setia dalam bekerja.
  5. Dalam Film, koboy akan terlihat lebih gaya dengan rokoknya, coba anda bayangkan misalkan koboy sambil ngemut dot,..haha....
  6. Membantu syuting film keji, rokok digunakan penjahat buat nyundut jagoan yang terikat dikursi.
  7. Anti maling, waktu perokok sedang batuk berat maka maling yang berniat mencuri akan mengurungkan niatnya.
  8. Sebagai tanda bahwa hari sudah pagi,..coba anda dengarkan kalau pagi hari pasti ayam merokok,..
  9. Menambah kenikmatan : kalau sore hari minum kopi ditemani pisang goreng ditambah roko akan terasa labih nikmat.
  10. Membantu program KB dan mengurangi penyelewengan suami karena konon katanya merokok dapat menyebabkan impotensi.
  11. Kalau mobil mogok karena busi mati dan gak ada api maka sudah ada api.
  12. Menghilangkan bau wangi wangian bagi yang alergi sama bau parfum.
  13. Bisa menambah suasana dipedesan/nature dalam ruangan ber AC asap rokok dapat memberi kesan berkabut seperti di pedesaan.
  14. Rokok bisa dijadikan alasan untuk minta naik gaji karena ada pos untuk rokok dan resiko baju berlubang karena rokok.
  15. Memberikan lapangan kerja bagi buruh rokok, dokter paru paru, pedagang asongan dan perusahaan obat batuk.
  16. Rokok bisa digunakan untuk basa basi keakraban ketika kita ketemu orang di terminal kita bisa tawarkan rokok, kalau misalkan kita tawarkan uang kan lucu jadinya,..hehe,..
  17. Berbuat amal kebaikan kalau ada orang yang mau pinjam korek api setidaknya kita bisa memberikannya dan tidak mengecewakan orang tersebut.
  18. Mengurangi resiko kematian : dalam berita di televisi tidak pernah ditemui orang yang meninggal dalam posisi merokok kan?
  19. Menghindarkan dari perbuatan kejahatan karena sampai saat ini belum pernah ditemui orang yang membunuh sambil merokok, mencuri sambil merokok, maupun berkelahi sambil merokok.
  20. Perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif karena itu aktiflah merokok.
Nah Humor Lucu 20 Hal Positif Dari Merokok diatas cuman rekayasa saja sekedar humor untuk hiburan semata. Jangan dianggap serius dan tetaplah tersenyum semoga hari anda indah hari ini,...selamat membaca Cerita Lucu selanjutnya yang tentunya lebih gokil dan kocak abis,..